DS016-ISLAMISME, ANTARA PENJAJAHAN DAN KETERJAJAHAN
[06:17,
2/10/2018] Sebagaimana kita ketahui, tahun 2017 sangat diwarnai oleh munculnya
kelompok-kelompok Islam radikal yang 'merasa' memperjuangkan kepentingan Islam
dan kaum muslimin. Bahkan yang sempat menjadi pusat perhatian semua kalngan
adalah pandangan bahwa usaha pembenahan masyarakat yang dianggap telah
menyimpang dari garis Tuhan hanya dengan mendirikan khilafah Islamiyah
(kepemimpinan Islam). Mereka menyederhanakan sebab terjadinya segala kekacauan
dan chaos pada masyarakat adalah tidak tegaknya kekuasaan Islam sebagaimana
Islam pada masa keemasannya.
Diakui
atau tidak, gerakan ini terinspirasi oleh agresi-agresi tentara bentukan
kelompok-kelompok radikal semisal ISIS yang memporakporandakan Iraq, Syiria dan
sekitarnya. Kekecewaan akibat kondisi sosial yang dirasa menyusahkan oleh
sebagian masyarakat menjadikan propaganda perubahan ekstrim ini laris manis
diterima sebagai sebuah solusi dengan menjadikan kondisi-kondisi yang mereka
anggap kontra islam sebagai kambing hitam. Mereka muncul bagai pahlawan dan sekelompok
juru selamat bagi umat ini. Sekilas mengingatkan kita kepada agresi Jepang ke
bumi Indonesia dengan propaganda bahwa mereka adalah ‘saudara tua’ bangsa
Indonesia. Sejenak rakyat Indonesia mengelu-elukan kedatangan mereka sebagai
juru selamat dari cengkraman penjajahan Belanda yang bercokol begitu lama.
Bendera Jepang dikibarkan oleh anak-anak sebagai sambutan hangat bagi
kedatangan penyelamat rakyat.
Sepertinya
propaganda yang hampir sama juga dilakukan oleh kelompok radikal yang
mengatasnamakan Islam dalam setiap gerakan dan tindakan mereka. Propaganda ini begitu
berhasil mewarnai pola pikir sebagian masyarakat yang merasa dikecewakan oleh sistem
sosial dimana mereka berada. Meskipun sistem yang tidak sehat sering dijumpai
dalam masyarakat namun tidak jarang kekecewaan itu muncul sebagai hasil dari
jiwa malas yang diakibatkan oleh keterjajahan mereka selama ini. Mereka tahu bahwa
api memiliki sifat membakar namun mereka juga harus tahu bahwa api hanya akan
membakar secarik kertas apabila kita biarkan kertasnya kering. Keterjajahan
menjadikan mereka menganggap bahwa setiap penderitaan adalah mutlak sebagai
akibat kezaliman penguasa tanpa melihat bahwa jiwa terjajah juga menjadi salah
satu sebab bagi langgengnya sebuah tirani.
Akhirnya,
yang menjadi target serangan adalah penguasa yang selalu diidentikkan dengan
kezaliman tanpa membuat gerakan pengimbang yaitu peningkatan kwalitas manusia
agar terlepas dari kezaliman itu.
Dengan
kata lain perjuangan mereka bukanlah perjuangan yang mewakili kepentingan
Islam. Mereka memperjuangkan kepentingan kelompok dengan membawa bendera Islam
sebagai propaganda yang sangat sesuai dengan kondisi pasar masyarakat awam. Masyarakat
yang selalu memandang penguasa adalah kejahatan dan pemberontakan adalah
perjuangan. Mengingatkan kita pada apa yang sering diajarkan oleh masyarakat
miskin kepada anak-anak mereka bahwa orang kaya pasti jahat dan orang miskin
pasti baik. Surga hanya bagi kaum teraniaya dan neraka disiapkan bagi
penganiaya. Mereka lupa bahwa Allah pernah berfirman: ‘LA TADHLIM WA LAA
TUDHLAM…(JANGANLAH MENZALIMI DAN JANGAN SAMPAI DIZALIMI”
Radikalisme
dalam bentuk apapun bukanlah ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Islam
mengajarkan bahwa akhlak kasih sayang adalah senjata ampuh dalam memberikan ilustrasi
sebenarnya tentang Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. dan dilanjutkan
oleh para khalifah syar’i yang ditunjuk Allah melaui lisan suci rasul-Nya. Umat
Islam harus tetap berpegang kepada asas pengutusan itu, dan tiada Kami utus
engkau (Muhammad) kecuali sebagai kasih saying bagi alam semesta”.
Rasanya
tidak berlebihan jika kita menjadikan ajaran kasih sayang bisa menjadi tolok
ukur dalam menilai sebuah gerakan yang mengatasnamakan Islam. Gerakan yang
mengagungkan anarkisme, radikalisme dan intoleransi pastilah bukan gerakan yang
mewakili misi Islam. Gerakan itu memanfaatkan masyarakat yang kecewa dan tidak mengerti
kondisi sehingga propaganda itu hanya akan menciptakan emosional tak terarah
dan tidak logis. Lihatlah bagaimana mereka mengatasnamakan tindakan mereka
sebagai gerakan Islami namun mereka memerangi kaum muslimin yang tidak sejalan
dengan pemikiran mereka.
Barangkali
inilah perbedaan mendasar antara ISLAM dan ISLAMISME...
Islam
adalah agama langit yang mengajarkan kasih saying sebagai jembatan untuk
membuat hubungan dengan masyarakat sehingga mampu mengajak mereka ke jalan
Allah dengan penuh kebijaksanaan, nasehat yang baik dan diskusi yang santun.
Sedangkan
Islamisme adalah usaha eksploitasi agama dan memanfaatkannya sebagai alat
mencapai tujuan yang kontra Islam.
Kita
ambil contoh ayat-ayat Al Quran, dimana kita bisa membagi tujuan berpegang
kepada ayat-ayat sucu menjadi dua:
1.
Memanfaatkan ayat-ayat Al Quran sebagai sumber petunjuk dan cahaya menuju
kebahagiaan, dan selanjutnta mengamalkannya sesuai aturan yang terkandung di
dalamnya dengan penuh keikhlasan dan ketaatan.
2.
Memanfaatkan Al Quran untuk menguatkan dan disesuaikan dengan opini personal yang
sudah ada sebelumnya, kemudian ia ambil satu atau dua ayat untuk mendukung
pendapatnya itu,pastinya ayat-ayat tersebut akan diselaraskan dan diubahsuai
tafsir atau takwilnya.
Orang
yang menjadikan Islam sebagai jalan hidupnya akan senantiasa berjalan diatas
tuntunannya dan setiap Islam memerintahkan, ia menjawab: "Sami'na wa
atha'na (kami dengar dan kami taat)", dengan segenap konskwensi senang
maupun susah. Ia akan rela berkorban demi tegaknya Islam dan bukan mengorbankan
Islam demi terpenuhi keinginannya. Itulah hakikat Islam seseorang yang
menjadikannya mulia di hadapan Allah dan terhormat diantara manusia.
Sementara,
orang yang menggunakan Islam untuk kepentingan diri dan kelompoknya, tidak akan
pernah berjuang secara murni demi Islam. Ia akan mengangkat bendera Islam saat
ia rasa Islam memberikan keuntungan duniawi kepada mereka. Mereka selalu
menisbahkan sesuatu kepada Islam padahal Islam saat itu adalah diri mereka
sendiri sehingga yang tidak sesuai dengan pendapat mereka akan dianggap kafir
dan keluar dari Islam.
ISLAM
mengajarkan kasih sayang (rahmatan lil 'alamin) tapi ISLAMISME menebarkan teror
atas nama Islam.
ISLAM
mengajarkan silaturahmi tapi ISLAMISME memutuskannya dengan kejam dan tidak
berakhlak.
ISLAM
adalah akhlak dan karakter tapi ISLAMISME menganggap Islam sebagai barang
dagangan.
ISLAM
menyucikan diri dengan kepasrahan tapi ISLAMISME mengotori diri dengan
kebencian, kedengkian dan iri hati.
Yang
lebih menggelikan lagi, mereka sendiri tidak menyadari bahwa yang mereka
lakukan bahkan bukan wujud ISLAMISME apalagi ISLAM karena yang mereka lakukan
adalah sebenarnya adalah ARABISME....ARABISME JAHILIYAH...!
Saya
teringat sejarah yang say abaca tentang salah satu WALI SANGA yaitu Sunan
Kalijaga yang menyebarkan Islam di tanah Jawa. Saat melihat tradisi wayang
kulit Jawa, beliau tidak serta merta merubah wayang kulit menjadi tarian zafin,
tari perut atau ciri khas Arabian yang lain. Yang beliau lakukan adalah
memberikan substansi Islam dalam pementasan wayang kulit itu. Beliau juga tidak
merubah tradisi orang Jawa yang gemar minum jamu alami itu menjadi tradisi
MINUM KENCING ONTA.....
Jadi...ISLAM
dan ISLAMISME sangat jauh berbeda bahkan bertentangan.
Semoga
kita mampu mencapai derajat Islam sejati yang sempurna (kaffah) bersama kafilah
Rasulullah saw. dan Ahlulbait as.