DS020-COBAAN CINTA
Imam Ja'far Shadiq as. berkata:
مَنْ أحَبَّنَا فَلْيَسْتَعِذْ
لِلْبَلاَءِ
Dalam hadits tersebut Imam mempersiapkan mental para pecinta
kebenaran bahwa ada beberapa tahap perjuangan yang harus dilalui hingga
mencapai kemuliaan cinta yang sesungguhnya.
Barangkali tahap-tahap itu telah digambarkan dalam doa yang selalu kita
baca dan kita ajarkan pada anak-anak kita di rumah atau di sekolah.
Doa itu adalah:
أللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَترْزُقِنَا
اتِّبَاعَهُ
Artinya: "Ya Allah tunjukanlah kepada kami kebenaran,
tampakkan ia sebagai kebenaran dan kuatkanlah kami untuk mengikutinya!"
Dalam doa itu kita meminta agar Allah memberikan taufiq-Nya kepada
kita untuk melakukan tiga bentuk perjuangan untuk menuju kemuliaan. Tiga
perjuangan itu adalah:
1.
Perjuangan untuk menemukan kebenaran
Merupakan perjuangan awal dalam mencapai tujuan utama dari wujud
manusia yaitu keridhaan Allah swt. dan penghambaan murni (…dan tiada
Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku).
2.
Perjuangan untuk bisa melihat kebenaran sebagai kebenaran.
Hal ini berhubungan dengan perjuangan dalam mengidentifikasi
kebenaran diantara gempita syubhat dan jejal sesat pikir yang menjerumuskan,
dimana syubhat telah merubah kebenaran sehingga nampak samar dan menyerupai
kebathilan. Bukankah Rasul pernah bersabda: “Sesungguhnya surga dibungkus
dengan berbagai kesulitan, sedang neraka dihias dengan berbagai kesenangan”. Kenyataannya,
kita selalu tertipu oleh kemasan dan lupa bahwa yang berada di balik bungkus
adalah tujuan hakiki.
Allah berfirman: "Seringkali kalian membenci sesuatu padahal
hakikatnya ia yang terbaik buat kamu, kadang kau mencintai sesuatu padahal ia
adalah yang terburuk buat kamu".
3.
Perjuangan untuk mengikuti kebenaran
Perjuangan ini juga tidak ringan karena terkadang konsekwensi
mengikuti kebenaran tidak sebagaimana yang kita harapkan. Bahkan Al Quran
menggambarkan salah satu tanda pengikut Muhammad adalah tidak takut dicela (laa
yakhaafuuna fillahi laumata laa-im), yang membuktikan bahwa mengikuti
kebenaran harus diikuti dengan kesiapan mental dalam menerima perlakuan yang
tidak diharapkan. Semua itu berhubungan erat dengan karakteristik kehidupan
dunia yang penuh dengan permainan (la’ibun) dan kesia-siaan (lahwun) yang
menjadikan pengikut kebenaran bagaikan makhluk asing dan ‘nyleneh’. Apalagi jika
sampai kepada masalah dakwah karena seringkali penyampai kebenaran dianggap
sebagai pengganggu bagi kepentingan duniawi mereka.
Sungguh dalam shalat kita selalu memohon kepada Allah agar
ditunjukkan jalan menuju kepada-Nya (ihdinash shirat al mustaqim). Permohonan
itu kita lakukan berulang-ulang penuh kekhawatiran akan keterjerumusan ke
lembah murka-Nya (al maghdhubu ‘alaihim).
Jadi di mata pendamba kebenaran, ketersesatan (adh daallin) adalah
sebuah siksaan yang menjadikan manusia kebingungan dalam menjalani
kehidupannya. Mungkin ia punya banyak harta namun selalu merasa kurang, mungkin
ia punya rumah yang besar tapi dunia ini terasa sempit baginya.
Setelah manusia menemukan kebenaran, seringkali kebenaran itu tidak
tampak sebagai kebenaran. Syubhat telah menjadikan yang benar tampak salah dan
yang salah nampak sebagai kebenaran. Syubhat juga menjadi cobaan bagi manusia
untuk mengidentifikasi dan membedakan antara yang true dan false. Salah satunya
adalah maraknya HOAX yang menyesatkan dan memutarbalikkan fakta. Hoax
menjadikan kita tampak salah dalam memahami sesuatu yang benar. Karena itu
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ
بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا
فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Q.S. Al Hujurat: 6
"Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang
kepada kalian dengan membawa berita maka tabayyun (teliti)lah, agar kalian
tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum karena kebodohan hingga kalian
menyesal karenanya".
Maka tabayyun dan mencari makrifat akan sesuatu merupakan
satu-satunya cara untuk terhindar dari hoax atau syubhat sehingga kebenaran dan
kebathilan akan tampak sebagaimana adanya hingga kita bisa memilih secara smart
dan terhindar dari penyesalan
Lihatlah... jika kita browsing di google misalnya dan anda
menuliskan kata shia, maka apa yang akan tampil di layar komputer atau HP
anda..?, semua adalah fitnah dan kebencian buta terhadap syiah. Betapa mereka
melakukan kerja mereka untuk membuat website sebanyak-banyaknya untuk
mengaburkan hakikat syiah dengan memanipulasi data, photo dan lain sebagainya
dan tidak sekalipun merujuk kepada tokoh syiah yang kompeten dan pendapatnya
layak mewakili masyarakat syiah.
Maka, tugas kita selain mengecam tindakan mereka, harus dilakukan
tindakan bijak dalam menghadapi fenomena ini yaitu dengan membangun banyak
website yang tidak diniatkan untuk membalas tapi diniatkan untuk meluruskan berita-berita
yang tidak bertanggungjawab.
Meskipun meyakini bahwa Ahlul Bait Nabi adalah jalan kebenaran dan
mengikutinya adalah keniscayaan dan pasti akan menuai cobaan, tapi ingatlah
bahwa cobaan itu memang Allah sediakan agar kita menjadi umat yang kuat dan
strugle menghadapi cobaan hidup. Cobaan yang memang identik sebagai konsekwensi
kecintaan kita kepada Ahlul Bait as.
Kebenaran akan selalu menang meski untuk mewujudkan kemenangan itu
kita harus melakukan pengorbanan.
No comments