DS025-DALAM GELAP MENGINGAT TERANG
Saya menulis
pembahasan singkat ini saat terjadi pemadaman listrik di sekitar rumah saya. Karena
semua orang sudah tergantung kepada fasilitas listrik maka kepanikan masalh tak
terhindari. Penjual jus buah tidak bisa memproses jualannya, warnet tidak
beroperasi kecuali harus menambah biaya bakan bakar generator dan masih banyak
keluhan yang terlontar dari mulut orang-orang yang merasa dirugikan dengan
pemadaman itu, apalagi tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Berfikir sejenak
dalam kegelapan itu sempat memberikan sebuah pelajaran akan betapa penting
cahaya dalam kehidupan.
Tanpa terasa saya
berfikir bahwa sesekali manusia memang harus dipaksa untuk merasakan bala di
sela-sela kenikmatan
Kita diperintahkan
puasa di sela-sela kenyang kita, bangun malam di sela-sela lelap tidur kita,
mengingat kaum faqir disaat kita nikmati kesenangan, disuruh mengeluarkan harta
di saat kita menikmati hasil kerja keras kita.
Kebanyakan manusia
tidak menyadari bahwa semua itu adalah cara Allah agar manusia mensyukuri
setiap nikmat yang ia miliki.
Bukankah terang cahaya
akan kita rasakan nikmatnya setelah kita ditimpa kegelapan?, bukankah berbuka
puasa terasa lebih nikmat daripada makan malam biasa.?, bukankah tahajjud dan
bermesra dengan Allah terasa lebih bermakna daripada shalat-shalat ‘reguler’
yang biasa kita lakukan...?, bukankah segelas teh panas terasa lebih berharga
dari sebutir mutiara saat kita menjalani puasa...?
Sejatinya, manusia
selalu dipermainkan oleh hawa nafsu yang sangat berbahaya, hanya saja manusia
tidak menyadarinya.
Saya akan berikan sekedar
contoh untuk mengilustrasikan bagaimana dunia mempermainkan kita. Tahukah anda perbedaan
antara makan daging dan makan sayur?, bedanya hanya sensasi sekejap disaat
kedua jenis makanan itu berada di rongga mulut kita. Tidak ada perbedaan besar
dan untuk sensasi sesaat itu, manusia rela mengorbankan banyak hal untuk
memilih salah satu dan meninggalkan yang lain.
Saya berikan contoh
yang lain, sejatinya kapan anda merasakan kenikmatan memiliki sesuatu?. Anda
merasakan nikmatnya memiliki sesuatu saat anda belum mampu memilikinya. Saat
anda membayangkan alangkah senangnya punya LED TV layar lebar sebenarnya saat
itulah ada sensasi yang membahagiakan. Namun begitu anda memilikinya, lambat
laun kenikmatan itu berganti menjadi sesuatu yang biasa bahkan saat anda
menonton TV anda tidak pernah mengingat bahwa TV anda adalah LED layar lebar
karena anda selalu membayangkan MORE THAN BEFORE.
Waktu masih sekolah,
saya sangat gembira saat hari Minggu tiba, tapi itu hanya saya rasakan dari
pagi hingga siang saja. Karena siang hari Minggu saya sudah membayangkan hari
Senin yang harus saya jalani sebagai hari yang membosankan dengan segudang
kewajiban sekolah. Kalau dipikir ulang, sebenarnya hari yang paling indah bukan
hari Minggu tapi hari Sabtu siang karena disitulah harapan kegembiraan berada.
Maka sesekali Allah
menguji kita agar kita sadar kembali betapa dunia telah mempermainkan kita. Sesuatu
akan kita rasakan sebagai kenikmatan saat kita kembali mengingat
kemikmatan-kenikmatan yang telah kita lupakan, untuk mensyukuri keberadaannya
dan tidak haus kepada hal-hal lain yang diluar kemampuan jangkauan kita.
Jangan lihat isteri
di samping kita sebagai orang yang kulitnya mulai keriput dan gigi menghitam,
rambut gelap kini mulai beruban, dulu hiasan kini menjadi beban, dulu lincah
sekarang lamban. Tapi lihatlah setiap memori perjuangan yang dilalui bersama
hingga masa tua. Dengan melihat masa susah berdua maka masa kini akan selalu
indah bercahaya, penuh canda dan tawa, meski usia menjelang senja karena kita
ingin pergi bersama dalam doa dan kepasrahan kepada yang Maha Kuasa...
Jadi jangan lupakan
masa lalu agar kita selalu bersyukur atas masa kini dan berusaha memperindah
masa depan.
No comments