DS048-PENGHORMATAN BULAN RAMADHAN
Dapat
dipahami dari beberapa riwayat dan hadis bahwa Nabi dan para Imam as biasa
mengumumkan kesiagaan universal dan bersiap-siap di akhir bulan Sya’ban untuk
menyambut bulan Ramadhan. Khususnya pada akhir Jumat di bulan Sya’ban, mereka
bersiap diri menjadi tamu Allah, supaya manusia mengetahui kenikmatan mana yang
akan diterima oleh mereka. Sungguh, begitu mulia dan agungnya bulan ini
sehingga kita tidak diperkenankan menyebut ‘Ramadhan’ tanpa kata “bulan.”
Disebutkan dalam sebagian riwayat Imam Muhammad Al-Baqir as bersabda: “Janganlah engkau mengatakan, ‘Ini Ramadhan’, ‘Ramadhan telah pergi’, ‘Ramadhan telah datang’... Akan tetapi, ucapkanlah “(Ini) bulan Ramadhan”, bulan Ramadhan (telah pergi)”, bulan Ramadhan (telah datang)...’”. Disebutkan dalam kitab Mîzânul Hikmah, hal. 176, karya Al-Muhammadi Ar-Riy Syahri, Rasulullâh saw bersabda: “Janganlah engkau mengatakan ‘Ramadhan’, karena Ramadhan adalah salah satu nama Allâh Ta’ala, tetapi ucapkanlah, ‘Syahru Ramadhân’ [bulan Ramadhan]”. Ketika bulan Ramadhan tiba, Nabi saw. bersabda: "Subhânallâh! Apa yang akan kalian lakukan terhadap bulan Ramadhan? Dan apa yang akan ia (bulan Ramadhan) perbuat terhadap kalian”.
Disebutkan dalam sebagian riwayat Imam Muhammad Al-Baqir as bersabda: “Janganlah engkau mengatakan, ‘Ini Ramadhan’, ‘Ramadhan telah pergi’, ‘Ramadhan telah datang’... Akan tetapi, ucapkanlah “(Ini) bulan Ramadhan”, bulan Ramadhan (telah pergi)”, bulan Ramadhan (telah datang)...’”. Disebutkan dalam kitab Mîzânul Hikmah, hal. 176, karya Al-Muhammadi Ar-Riy Syahri, Rasulullâh saw bersabda: “Janganlah engkau mengatakan ‘Ramadhan’, karena Ramadhan adalah salah satu nama Allâh Ta’ala, tetapi ucapkanlah, ‘Syahru Ramadhân’ [bulan Ramadhan]”. Ketika bulan Ramadhan tiba, Nabi saw. bersabda: "Subhânallâh! Apa yang akan kalian lakukan terhadap bulan Ramadhan? Dan apa yang akan ia (bulan Ramadhan) perbuat terhadap kalian”.
Syaikh Shadûq meriwayatkan bahwa
ketika bulan Ramadhan tiba, Rasulullah saww membebaskan setiap tawanan dan
memenuhi setiap peminta.
Syaikh Abbas berkata, "Bulan
Ramadhan adalah bulan Allah, Tuhan semesta alam dan bulan yang paling mulia. Di
dalam bulan itu, pintu-pintu langit, surga, dan rahmat dibuka sedangkan
pintu-pintu neraka ditutup. Juga di malam-malamnya yang apabila seseorang
melakukan ibadah itu lebih baik daripada ibadah seribu bulan. Oleh karena itu,
renungkanlah bagaimana kita akan menjalani malam-malam dan hari-harinya, dan
bagaimana kita akan menjaga anggota badan kita dari bermaksiat kepada Tuhan
kita. Jangan sampai kita tidur lelap di malam harinya dan melupakan Allah di
siang harinya. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa di akhir setiap hari selama
bulan Ramadhan ketika saat berbuka puasa tiba, Allah 'azza wa jalla akan
membebaskan ribuan orang dari api neraka; pabila malam dan siang hari Jumat
tiba, pada setiap saatnya Allah membebaskan ribuan orang yang mestinya
mendapatkan siksa api neraka; dan di malam dan siang terakhir bulan Ramadhan,
Allah akan membebaskan sebanyak orang yang dibebaskan di bulan itu. Oleh karena
itu, wahai saudaraku, jangan sampai bulan Ramadhan berlalu sedangkan dosa-dosa
masih belum diampuni, dan ketika orang-orang yang berpuasa menerima pahala,
kita malah termasuk di antara orang-orang yang merugi. Dekatkanlah diri kita
kepada Allah swt dengan membaca al-Quran pada malam dan siang harinya,
mengerjakan shalat, dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah,
mengerjakan shalat di waktu fadhilahnya, memperbanyak istighfar dan doa.
Diriwayatkan dari Imam Shâdiq as
berkata, 'Barangsiapa tidak diampuni (dosanya) di bulan Ramadhan, maka ia tidak
akan diampuni hingga tahun depan kecuali jika ia menghadiri Arafah di musim
Haji'.
Hindarkan diri kita dari hal-hal
yang diharamkan oleh Allah; dan tidak berbuka puasa dengan makanan haram.
Tetapi berperilakulah sebagaimana yang telah diwasiatkan oleh Imam Shâdiq as.
berkata, 'Ketika engkau berpuasa, hendaknya telinga, mata, rambut, kulit, dan
seluruh anggota badanmu juga berpuasa'. Yaitu, mencegah diri dari hal-hal yang
diharamkan, bahkan dari hal yang makruh. Beliau juga berkata, 'Jangan sampai
hari berpuasamu seperti saat berbuka puasamu.’ Beliau juga berkata, 'Berpuasa
bukan sekadar menahan makan dan minum. Bahkan, di siang harinya jagalah lidah
kalian dari berkata bohong! Hindarkan pandangan kalian dari hal-hal yang haram!
Jangan bertikai dengan sesama! Jauhkan rasa iri hati! Janganlah menggunjing,
berdebat! Janganlah bersumpah bohong, bahkan jangan pula bersumpah benar!
Janganlah mencerca, mengejek, berbuat zalim, dan bertindak gegabah! Hendaklah
berlapang dada! Hendaklah selalu mengingat Allah dan waktu shalat! Jangan
membicarakan apa pun yang tidak pantas dibicarakan! Hendaklah bersikap sabar
dan jujur! Jauhilah orang-orang jahat! Hindarilah perkataan jelek, berdusta,
bermusuhan dengan manusia, berprasangka jelek, menggunjing, dan mengadu-domba!
Yakinlah bahwa kalian telah mendekati akhirat! Tunggulah kemunculan al-Qâ`im,
keluarga Muhammad, harapkanlah pahala akhirat, dan persiapkanlah bekal amal
saleh untuk perjalanan akhirat! Tenangkanlah hati kalian, anggota tubuh kalian!
Bersikaplah rendah hati, khusyu', dan hina seperti seorang hamba yang takut
kepada tuannya! Takutlah akan siksa Allah! Berharaplah akan rahmat-Nya!
Sucikanlah hati kalian dari cela dan batin kalian dari tipu-daya dan makar!
Bersihkanlah badan kalian dari segala kotoran! Bebaskan diri kalian dari selain
Allah, dan ketika berpuasa, murnikanlah wilâyah kalian hanya untuk-Nya!
Janganlah kalian lakukan apa yang Allah telah melarang kalian untuk melakukannya,
baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi! Takutlah kepada Allah
Yang Maha Mengalahkan atas apa yang pantas bagi-Nya untuk ditakuti, baik secara
terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi! Hadiahkanlah ruh dan badan kalian
kepada Allah 'azza wa jalla di hari-hari puasa kalian ini! Kosongkan hati
kalian hanya demi kecintaan kepada-Nya dan mengingat-Nya, dan gunakan tubuh
kalian untuk melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepada
kalian. Jika kalian telah melakukan semua itu, berarti kalian telah
melaksanakan apa yang layak bagi kewajiban puasa dan menaati perintah-perintah
Allah! Dan jika kalian lengah dalam melakukan apa yang telah kujelaskan itu,
maka keutamaan dan pahala kalian akan berkurang sekadar kelengahan yang telah
kalian perbuat. Sesungguhnya ayahku as berkata, 'Rasulullah saww pernah
mendengar seorang wanita yang tengah puasa mencerca sahayanya. Kemudian beliau
meminta makanan dan berkata kepada wanita itu, 'Makanlah!' 'Saya sedang
berpuasa', jawabnya. Beliau bersabda, 'Bagaimana mungkin engkau berpuasa
sedangkan saat yang sama engkau telah mencerca sahayamu! Sesungguhnya berpuasa
itu bukan hanya menahan dari makan dan minum. Tetapi Allah telah menjadikan
puasa (yakni, menahan dari makan dan minum) sebagai tabir dari berperilaku
buruk dan berucap kotor. Alangkah sedikitnya orang-orang yang bbenar-benar
berpuasa dan begitu banyak orang yang hanya merasakan lapar (dan dahaga).'
Amirul
Mukminin as berkata, 'Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan dari
nialai puasanya kecuali hanya menahan rasa haus. Dan berapa banyak orang yang
beribadah yang tidak mendapatkan nilai ibadahnya kecuali kepenatan. Sungguh,
tidurnya orang berakal (nalar) lebih utama daripada ibadahnya orang dungu.’
Telah
diriwayatkan dari Jabir bin Yazid, dari Imam Muhammad al-Bâqir as bahwa
Rasulullah saww bersabda kepada Jabir bin Abdillah, 'Wahai Jabir, ini adalah
bulan Ramadhan. Barangsiapa berpuasa di siang harinya, beribadah di sebagian
malamnya, mencegah perut dan kemaluannya, dan menjaga mulutnya (dari hal-hal
yang telah diharamkan), ia akan keluar dari dosa-dosanya sebagaimana ia keluar
dari bulan ini.’ Jabir berkta, 'Alangkah bagusnya sabda Anda!’ Rasulullah saww
menjawab, 'Alangkah beratnya persyaratan yang telah kusebutkan itu'.
No comments