DS050-TAWASSUL ANTARA IFRATH DAN TAFRITH (BAG. 2)
Sejatinya, konsep tawassul ini adalah
konsep logis dan sangat akrab dengan konsep keberagamaan kita. Jika kita
bersedia menilik ayat-ayat Al-Qur’an, kita akan temukan bahwa Allah telah
menetapkan mekanisme pengabulan permohonan yang sa;ah satunya adalah wasilah (perantara)
yang telah ditetapkan. Perhatikan saat Allah berfirman: Qul, in
kuntum tuhibbuunallaha fattabi’uuni yuhbibkumullahu, Ya Muhammad
katakanlah kepada mereka. Jika kamu mencintai Allah maka ikutilah aku. Maka
Allah akan mencintai kamu.
Saat itu Allah menetapkan Nabi Muhammad
SAW sebagai wasilah untuk manusia mendapatkan cinta-Nya.
Dengan sangat tegas disebutkan dalam ayat
diatas bahwa ketaatan mutlak kita terhadap sabda Rasulullah saw. merupakan
wasilah bagi kita untuk menggapai cinta-Nya. Fakta ini dikukuhkan kembali
dengan firman-Nya:
وَمَا
كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ
يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
Tidaklah pantas bagi seorang mukmin, baik
laki-laki maupun perempuan, jika Allah telah menentukan suatu perkara, ia
memilih selainnya. Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah dan
Rasul-Nya maka ia telah tersesat dengan nyata (Q.S. Al Ahzab: 36)
Ayat tersebut menegaskan betapa ketaatan
kepada Rasul adalah ketaan kepada Allah dan kemaksiatan kepada Rasul adalah
kemaksiatan kepada-Nya. Nampak dan sangat terasa betapa keduanya adalah satu
dan tak terpisahkan seakan menafikan pengabulan atas permohonan jika salah satu
dari keduanya terpisah. Semua itu memberikan keyakinan bahwa apa yang
disabdakan Rasul adalah firman Allah dalam format yang berbeda sehingga
ketaatan terhadap sabda Nabi haruslah mutlak atau kita akan meragukan
firma-Nya. Kenyataan ini dikuatkan dengan firman-Nya:
وَمَا يَنطِقُ
عَنِ الْهَوَىٰ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ
Dan
dia tidak berbicara karena hawa (nafsu) karena (ucapannya) tidak lain adalah
wahyu yang diturunkan (Q.S. An Najm: 3-4)
Mekanisme ini akan terus berlaku hingga
hari kiamat.
Yang menjadi pertanyaan adalah siapa yang
akan menjadi wasilah antara umat Muhammad ini sepeninggal beliau?.
Sebenarnya masalah ini tidak akan
merisaukan sekiranya kita bersedia merujuk kepada ayat dan riwayat (hadits)
dengan sadar dan semangat keilmuan karena sesungguhnya wasilat setelah
Rasulullh saw. telah ditetapkan Allah melalui lisan suci Rasul-Nya di banyak
kesempatan penting.
Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya aku tinggalkan bagi kalian
dua pusaka agung yang jika kalian berpegang teguh pada keduanya maka kalian
tidak akan tersesat untuk selamanya, keduanya adalah: Kitab Allah (Al Quran)
dan Ahlul Baitku.
Meskipun pada sebagian redaksi
menyebutkan kitab Allah dan sunnahku namun hal itu tidak menciptakan
kontradiksi karena beberapa hal:
·
Sunnati bermakna umum dan Ahlul Bait bermakna khusus
sehingga kalimat Ahlul Bait memiliki fungsi takhshih (pengkhususan) makna,
tabyin (menjelaskan) makna dan tafsil (merinci) makna.
·
Sunnah adalah hakikat abstrak dan nasibnya terletak pada
siapa yang memiliki otoritas sunnah itu. Karenanya kita tidak menyebutkan kata
sunnah terpisah dari pemilik sunnah itu. Kita selalu menyebut sunnah Rasul,
sunnah sahabat, sunnah Ahlul Bait as. Jadi meskipun redaksinya wa sunnati
tetap kita harus mencari tahu siapa yang berhak dinisbahkan kepada sunnah Rasul
itu.
·
Dengan logika sederhana kita bisa mengatakan bahwa Ahlul
Bait sebagai anggota rumah Rasulullah pastinya lebih mengetahui apa yang
berlaku di rumah kenabian dibanding orang lain. Jadi mengikuti Ahlul Bait lebih
terjamin daripada selain mereka. Dengan kata lain, saksi terdekat atas sunnah
Rasul saw. adalah Ahlul Baitnya.
Pada gilirannya, Rasulullah saw.
menjadikan kecintaan kepada Ahlul Bait as. sebagai wasilah ketaatan itu
sehingga ketaan ini bersifat mutlak pula. Bukankah Allah berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا
الرَّسُولَ وَأُوْلِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah, taatilah Rasul dan ulil amr (pemegang urusan Allah dan Rasul) diantara
kalian (Q.S. An Nisa:59)
No comments